Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Ibu
Guru Bahasa Indonesia dan rekan-rekan yang berbahagia. Puji syukur saya
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya pada kita,
sehingga pagi ini kita dapat bertemu dalam suasana yang menyenangkan.
Hadirin yang saya hormati,
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menyampaikan informasi
tentang menghadapi bau mulut dengan kumur antiseptik. Ketika lawan bicara
tiba-tiba menjauh atau tutup hidung, kita pasti kebingungan dan biasanya yang
akan pertama kita cek adalah bau mulut. Percaya diri pun bisa langsung turun
dan kita pun tiba-tiba menjadi malu untuk berbicara dengan lawan bicara kita. Maka
untuk mengatasi bau mulut kini tidak hanya sikat gigi dua kali sehari tetapi
masih harus ditambah berkumur dengan obat kumur antiseptik. Selain mengusir
bau, mulut akan terasa segar dan percaya diri naik. Di pasaran, banyak obat
kumur antiseptik yang mengunggulkan produknya dengan alasan menghilangkan bau
mulut dan menjaga kesehatan mulut. Tetapi untuk mengatasi bau mulut yang datang
setiap hari, haruskah kita berkumur antiseptik juga setiap hari?
Halimeter atau banates adalah alat untuk mengukur
tingkatan bau mulut. Bau mulut
berasal dari metabolisme bakteri di rongga mulut dan sisa makanan, berupa gas
yang disebut Volatile Sulfur Compound (VSC).
Bau mulut sering disebabkan oleh kuman di gigi dan mulut. Namun juga bisa
disebabkan karena karang gigi, gigi berlubang, infeksi THT, atau menderita
penyakit tertentu seperti gagal ginjal dan diabetes mellitus. Ada juga faktor
luar seperti alkohol, kopi, rokok, mulut kering atau makanan beraroma keras
seperti bawang, petai dan jengkol. Bau mulut akan muncul setiap hari karena
merupakan bagian dari proses pengeluaran racun dalam tubuh atau detoksifikasi.
Saat puasa bau mulut akan lebih sering muncul karena sistem pencernaan yang lebih
memusatkan energinya pada pengeluaran racun (detoksifikasi) dan penyembuhan.
Kemudian berkumur dengan antiseptik adalah langkah yang cepat dan praktis untuk
menanggulangi bau mulut. Tetapi semua pasti ada batasannya termasuk penanggulangan
bau mulut dengan kumur antiseptik. Kumur antiseptik hanya untuk mengatasi
faktor infeksi dan cukup lima hari saja untuk menghindari iritasi sekitar
mulut. Obat kumur yang umumnya mengandung alkohol dapat menurunkan produksi
saliva di mulut dan akibatnya nanti tingkat oksigen di mulut juga menurun maka
bau mulut datang lagi jika tidak rajin berkumur antiseptik. Namun kumur
antiseptik setiap hari, juga bisa menurunkan produksi ludah, kemudian mulut
menjadi kering dan dapat mengancam keseimbangan antara bakteri jahat dan
bakteri baik di mulut.
Ada juga cara-cara alami penanggulangan bau mulut yang rendah resiko.
Sikat gigi dua kali dan rajin membersihkan lidah. Bisa ditambah dengan
memperbanyak minum air putih. Makan buah seperti apel dan jeruk juga dapat
menjadi pengusir sementara bau mulut. Dan tentunya agar bau mulut tidak datang
kita harus berusaha menghindari faktor penyebabnya.
Demikian informasi yang saya sampaikan semoga dapat bermanfaat. Apabila
ada kata yang kurang berkenan saya mohon maaf. Akhir kata wabilahi taufik wal
hidayah.
Jawa Tengah dan DIY memiliki banyak koleksi tari
klasik yang umumnya berasal dari kalangan bangsawan dan keraton. Tari-tari
tersebut memiliki nilai keindahan yang tinggi karena gerakan-gerakan yang rumit dan pastinya penuh makna. Bebarapa contoh tari klasik yang terdapat di daerah Jateng dan DIY
antara lain:
TARI BEDHOYO KETAWANG
a.Nama Tarian : Tari Bedhoyo Ketawang.
b.Asal : Keraton Kasunanan Surakarta.
c.Latar belakang : Bedhaya Ketawang ini dipandang sebagai suatu
tarian ciptaan Ratunya seluruh mahluk halus, bahkan di percaya bahwa
setiap kali Bedhoyo Ketawang ditarikan, sang penciptanya selalu hadir bahkan
ikut menari. Konon dalam latihan-latihan yang dilakukan, sering pula sang
pencipta ini terlihat membetulkan kesalahan yang dibuat oleh para penari. Ada dugaan, bahwa semula
Bedhaya ketawang itu adalah suatu tarian di candi-candi.
d.Isi : Tarian ini dipertunjukkan pada saat penobatan
raja yang baru atau “Tingalan Dalem Jumenengan”
e.Pencipta : Sultan Agung bersama Kanjeng Ratu
Kencanasari.
f.Fungsi : Bedhoyo Ketawang jelas bukan suatu tarian
yang untuk tontonan semata-mata, karena hanya ditarikan untuk sesuatu yang
khusus dan dalam suasana yang resmi sekali, sebab tarian ini hanya
dipergelarkan berhubungan dengan peringatan ulang tahun tahta kerajaan saja.
g.Gerak : Jalannya penari di waktu keluar dan masuk ke
pentas, mereka
selalu mengitari
Sinuhun dengan arah kanan.
h. Kostum : Busana Tari Bedhoyo Ketawang menggunakan
Dodot Ageng
dengan motif
Banguntulak alas-alasan yang membuat
penari
terasa anggun.
i. Iringan : Gamelan yang mengiringinya sangat khusus
yaitu gamelan
"Kyai Kaduk
Manis" dan "Kyai Manis Renggo"
Tari Bedhaya
a.Asal
Daerah : Kasunanan Surakarta
b.Fungsi : Menjamu tamu raja dan
menghormat serta menyambut Nyi
Roro
Kidul, khususnya Bedhaya Ketawang yang jarang
disajikan
di luar Kraton, juga sering disajikan pada upacara
keperluan
jahat di lingkungan Istana.
Budaya Islam ikut
mempengaruhi bentuk-bentuk tari yang berangkat pada jaman Majapahit. Seperti
tari Bedhaya 7 penari berubah menjadi 9 penari disesuaikan dengan jumlah Wali
Sanga. Ide Sunan Kalijaga tentang Bedhaya dengan 9 penari ini akhirnya sampai
pada Mataram Islam, tepatnya sejak perjanjian Giyanti pada tahun 1755 oleh
Pangeran Purbaya, Tumenggung Alap-alap dan Ki Panjang Mas, maka disusunlah
Bedhaya dengan penari berjumlah 9 orang. Hal ini kemudian dibawa ke Kraton
Kasunanan Surakarta. Oleh Sunan Pakubuwono I dinamakan Bedhaya Ketawang,
termasuk jenis Bedhaya Suci dan Sakral.
Berbagai jenis tari Bedhaya yang belum mengalami
perubahan adalah:
- Bedhaya Ketawang lama tarian 130 menit
- Bedhaya Pangkur lama tarian 60 menit
- Bedhaya Duradasih lama tarian 60 menit
- Bedhaya Mangunkarya lama tarian 60 menit
- Bedhaya Sinom lama tarian 60 menit
- Bedhaya Endhol-endhol lama tarian 60 menit
- Bedhaya Gandrungmanis lama tarian 60 menit
- Bedhaya Kabor lama tarian 60 menit
- Bedhaya Tejanata lama tarian 60 menit
Pada umumnya berbagai jenis Bedhaya
tersebut berfungsi menjamu tamu raja dan menghormat serta menyambut Nyi Roro
Kidul, khususnya Bedhaya Ketawang yang jarang disajikan di luar Kraton, juga
sering disajikan pada upacara keperluan jahat di lingkungan Istana. Di samping
itu ada juga Bedhaya-bedhaya yang mempunyai tema kepahlawanan dan bersifat
monumental.
Contoh Bedhaya garapan baru :
- Bedhaya La la lama tarian 15 menit
- Bedhaya To lu lama tarian 12 menit
- Bedhaya Alok lama tarian 15 menit
Tari Gambyong
a.Nama Tarian : Tari Gambyong.
b.Asal : Surakarta.
c.Tema : Ungkapan kegembiraan.
d.Latar belakang : Tari Gambyong merupakan perkembangan dari
tari Tayub yang dimainkan di jalanan. Tari gambyong baerawal dari seorang
penari Tayub yang sangat cantik bernama Gambyong yang diundang Sri Sunan
Pakubuwana IV (1788-1820) dari Kesunanan Surakarta untuk menciptakan tarian
untuk menyambut tamu. Kemudian tarian itu diberi nama oleh Sri Sunan Pakubuwana
IV sesuai dengan nama penciptanya sendiri, yaitu Gambyong.
e.Isi : Remaja putri dengan keramahannya menyambut tamu.
f.Pencipta : Seorang penari Tayub yang bernama Gambyong.
g.Fungsi : Menyambut tamu / sebagai hiburan.
h.Gerak :Gerak lemah gemulai memunculkan rasa keramahan
penari.
i.Kostum :
Gemerlapan dan tata rias yang digunakan masih alami sehingga penari tampak lebih anggun.
j.Iringan :
Iringannnya terasa dinamis dengan gerak-gerik penari.
Tari Srimpi Sangopati
a.Nama
Tarian : Tari Srimpi Sangopati.
b.Asal : Surakarta.
c.Latar belakang : Tarian Srimpi Sangopati mulai berkembang pada zaman penjajahan
Belanda (1778-1820). Sedangkan nama Sangopati berasal dari kata “Sang Apati”
yang mempunyai arti sebuah sebutan bagi calon pengganti raja.
d.Isi : Tarian ini berisi tentang cerita pejuangan
pada zaman Belanda dimana ditujukan untuk menggagalkan perjanjian yang diadakan
antara pihak Indonesia dan Belanda agar pihak Indonesia (Keraton Surakarta
Hadiningrat) tidak perlu melepaskan daerah pesisir pantura dan beberapa hutan
jati yang ada di sekitarnya.
e.Pencipta : Paku
Buwono IX.
f.Fungsi : Sebagai hiburan dan memberi pelajaran akan
kegigihan melawan Kolonial Belanda
g.Gerak :Gerakkannya berirama dan tegas.
h.Kostum :
Berupa Sampir berwarna putih yang berarti kesucian dan
ketulusan. Selain itu
penari juga memakai pistol
i. Iringan : Iringannya lembut dan sesuai dengan gerak-gerik penari
yang dalam ceritanya sedang jatuh
cinta.
Tari Bondan
a.Nama Tarian : Tari
Bondan.
b.Asal : Jawa Tengah.
c.Latar
belakang : Tari Bondan berasal dari kurangnya pendidikan
bagi seorang ibu untuk mengasuh anaknya dan rumah tangga.
d.Isi :
Merupakan tarian wanita tunggal sejenis Gambyong yang menggambarakan seorang
ibu yang sedang mengasuh serta menimang-nimang anaknya yang masih sangat kecil
dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju.
e.Fungsi :Mendidik wanita sebagai seorang ibu yang baik / sebagai hiburan.
f.Gerak : Tari di atas sebuah kendi kosong yang pada akhir tariannya
kendi itu lalu dipecahkan
di depan penonton.
g. Kostum : Sederhana, penari menggunakan boneka dan
kendi serta
payung yang digunakan
dalam tarian mereka seolah-olah
mereka tampak seperti
ibu-ibu pada umumnya.
h. Iringan : Iringannnya lembut dan memperlihatkan suasana pedesaan.
Tari Klana Topeng
a.Nama Tarian : Tari Klana
Topeng
b.Asal : Surakarta
c.Latar belakang : Tarian
ini telah ada sejak periode kerajaan Pajang, yang
dilanjutkan hingga periode Mataram, kemudian periode
Kartasura hingga Surakarta. Pada pemerintahan Paku
Buwana V di keraton Surakarta, tari-tarian panji seperti
ini mengalami perkembangan yang pesat.
d.Isi : Tari ini menggambarkan raja Klana Sewandana
dari kerajaan
Bantarangin
yang sedang jatuh cinta pada Dewi Candrakirana.
Sang
Prabu menghias diri mulai dari mengatur rambutnya,
kumis,
menata pakaian, dan kemudian berdiri di depan
cermin.
Digambarkan pula seolah-olah melihat Dewi
Candrakirana
di depannya.
e.Pencipta : Sunan
Kalijaga
f.Fungsi : Sebagai
hiburan
Gambir Anom
Nama Tarian : Tari Gambir Anom
Asal : Surakarta
Latar belakang : Kisah petualangan cinta yg kemudian
dijadikan tarian.
Isi : Tarian ini menggambarkan manusia yang
sedang
jatuh cinta dan berdandan setiap hari. Menggambarkan
manusia menghias diri dari mengatur rambut, berbedak, mengatur alis, sampai
mengatur pakaiannya. Lalu bercermin, berjalan mondar-mandir kian kemari
seolah-olah pujaannya berada di depannya. Kisah ini menggambarkan pula kisah
petualangan cinta Gambir Anom atau Irawan putra Arjuna yang diangkat melalui
tarian.
e. Fungsi : Sebagai pedoman hidup manusia di dunia.
Dan sebagai hiburan atau pertunjukkan.
f. Kostum : Digunakan aksesoris seperti sayap dan kuluk hanoman.
Tari ini
mempunyai iringan yang
cepat.
g. Gerakan
: Geraknya terdiri dari mendak, kanser,
lumaksana
malangkerik, lumaksana blambangan.
Menggunakan aksesoris seperti sayap dan kuluk Hanoman, yang diiringi gamelan
ritmenya cepat.
B.Tari Rakyat
Tari Dolalak
a.Nama Tarian : Tari Dolalak
b.Asal : Purworejo, Jawa Tengah
c.Sejarah Perkembangan :Kesenian ini timbul pada masa
berkobarnya perang
Aceh di jaman Belanda yang kemudian meluas
d.Tema : Menggambarkan prajurit Belanda
e.Gerakan : Pertunjukan ini
dilakukan oleh beberapa orang
penari yang berpakaian menyerupai pakaian
prajurit
Belanda atau Perancis tempo dulu
f.Iringan/Instrumen :
Alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari kentrung,
rebana, kendang, kecer
Tari Patolan
a.Nama Tarian : Tari Patolan atau Prisenan
b.Asal : Rembang, Jawa Tengah
c.Sejarah Perkembangan : Tari iniberkembang di kalangan
pelajar terutama di
pantai antara kecamatan Pandagan, Kragan, Bulu
sampai
ke Tuban, Jawa Timur
d.Tema : Sejenis olahraga gulat rakyat
e.Gerakan : Dua orang pemuda
sebagai penari yang bergulat di
atas
pasir
Tari Ketek Ogleng
a.Nama Tarian : Tari Ketek Ogleng
b.Asal : Wonogiri, Jawa Tengah
c.Sejarah Perkembangan : Tarian ini diangkat dari cerita Panji, yang
kemudian
oleh
warga setempat diubah menjadi kesenian
pertunjukkan Ketek Ogleng.
d.Tema : Percintaan antara Endang Roro Tompe
dengan
Ketek
Ogleng.
e.Gerakan : Gerakan dalam tarian
ini adalah gerakan akrobatis
dari
seorang Ketek Ogleng (kera) yang diperankan
oleh seseorang dengan
pakainan kera.
f.Iringan/Instrumen :
Gamelan Jawa
Tari Lengger
a.Nama Tarian : Tari Lengger
b.Asal : Wonosobo, Jawa Tengah
c.Sejarah Perkembangan : Tarian Topeng Lengger termasuk tarian
tradisional
yang hampir satu abad diperkenalkan di Jawa
Tengah.
Awalnya tarian ini dirintis di Dusun Giyanti
oleh
tokoh kesenian tradisional dari Desa Kecis,
Kecamatan
Selomerto, yaitu Bapak
Gondhowinangun pada 1910
d.Tema : Dewi Candra Kirana yang mencari
suaminya. e. Gerakan : Pencarian suami Dewi
Candhakirana dan kemudian
diganggu raksasa yang memakai topeng,
puncaknya
penari masuk dalam keadaan tidak sadar
f.Iringan/Instrumen : Angklung bernada Jawa
Tari Kuda Lumping
a.Nama Tarian : Tari Kuda Lumping
b.Asal : Temanggung, Jawa Tengah
c.Sejarah Perkembangan : Tarian ini konon adalah bentuk dukungan
untuk
pasukan berkuda Pangeran Diponegoro melawan
Belanda atau menggambarkan kisah perjuangan
Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga,
melawan penjajah Belanda
d.Tema : Perjuangan ksatria berkuda melawan
Belanda.
e.Gerakan :Tarian dibawakan dengan
energik, penari menaiki
kuda
kepang
f.Iringan/Istrumen : Gamelan Jawa
C.Tari
Kreasi Baru
Tari Kuntulan
a.Nama Tarian : Tari Kuntulan.
b.Asal : Pemalang.
c.Tema : Keagamaan.
d.Latar belakang : Tarian Kuntulan mulai dikenal masyarakat
Pemalang pada sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul
pergerakkan kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang pada saat itu tak mau
ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional, yaitu dengan dibentuknya
perkumpulan bela diri, khusunya pencak silat.
e.Isi : Kegiatan bela diri tersebut ketika saat itu
selalu diiringi dengan rebana dan pukulan bedug serta dikumandangkan pula
doa-doa salawat nabi sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian bertajuk
keagamaan.
f.Fungsi : Sebagai hiburan, biasanya dipentaskan pada
acara hajatan, upacara hari besar nasional, dan lain-lain.
g.Gerak : Gerakannya seperti gerakan-gerakan dalam ilmu
pencak silat. Perpaduan jurus-jurus bela diri yang tampak sangat artistik.
h.Kostum : Sederhana dan menggunakan penutup kepala.
i.Iringan : Iringannnya rebana dan bedug serta
menimbulkan demontrasi akrobatik menarik.
Tari
Turonggo Sari
a.NamaTarian : Tari Turonggo
Sari
b.Asal : Temanggung, Jawa Tengah
c.SejarahPerkembangan : Tarian ini merupakan buah karya
Tri Rosodan
Paramitha, dengan penata iringan Didik
Nuryanto. Tari ini terinspirasi oleh gerakan-
gerakan dalam
tarian kuda lumping
d.Tema : Konflik batin remaja di
masa puber
e.Gerakan : Gerakan prajurit
berperang menunggang kuda
f.Iringan/Instrumen :
Menggunkan bunyi-bunyian ritmis atau bisa
dengan musik
Tari
Merak
a.Nama Tarian : Tari Merak
b.Asal : Yogyakarta
c.Latar belakang : Penggambaran kehidupan burung merak
d.Isi : Mengekspresikan
kehidupan binatang, burung merak,
Tata cara dan gerakan gerakan dari kehidupan burung
merak ini diangkat ke atas pentas.
e.Pencipta : R. Tjetje Somantri
f.kostum : Ciri bahwa burung merak tampak pada pakaian
yang
digunakan
oleh para penarinya yang bermotif seperti merak.
g. Gerak :
Tarian ini biasa ditarikan secara
rampak, tiga penari atau lebih
yang
masing-masing berfungsi sebagai merak betina atau
merak
jantan.
h. Iringan : lagu gendingnya adalah lagu Macan Ucul.
Tari Seblak Sondher
a.Nama Tarian : Tari Seblak Sondher
b.Asal : Temanggung, JawaTengah
c.Sejarah Perkembangan : Tarian ini merupakan karya Paramitha SY
dengan Nunik dan penata iringan Didik Nuryanto
dan terinspirasi oleh Tari Tradisional Lengger
d.Tema : Kegembiraan para petani di lereng Gunung
Sumbing,
setelah panen tembakaunya berhasil
e.Gerakan : Gerakan petani yang sedang gembira dan bersemangat